Gagal di MU, Antony Enggan Salahkan Ten Hag

Gagal di MU – Saat Manchester United memboyong Antony dari Ajax Amsterdam dengan harga selangit, sorotan langsung mengarah padanya. Pemain muda asal Brasil itu digadang-gadang menjadi solusi di lini serang Setan Merah, membawa kreativitas, kecepatan, dan flair ala samba. Tapi nyatanya, yang datang bukanlah gemerlap, melainkan kekecewaan. Penampilan Antony musim ini jauh dari ekspektasi. Statistik tak berpihak, penampilan di lapangan pun tak menunjukkan performa yang pantas untuk harga yang fantastis.

Dari pekan ke pekan, Antony terlihat kesulitan menyesuaikan diri dengan kerasnya Premier League. Umpan tak tepat sasaran, aksi individu yang tak efektif, dan minimnya kontribusi gol membuat banyak pihak mulai mempertanyakan apa yang sebenarnya di lihat Erik ten Hag saat memboyongnya.

Tetap Setia, Meski Ditinggal Performa

Namun, di tengah badai kritik, Antony justru tampil kalem. Bukannya mencari kambing hitam, ia justru menolak menyalahkan Ten Hag—pria yang menjadi otaknya pindah ke Old Trafford. “Saya tahu performa saya belum seperti yang di harapkan. Tapi saya bukan orang yang akan menuding pelatih atau rekan setim,” ujar Antony dalam sebuah wawancara baru-baru ini. Kalimat yang mengejutkan, di tengah tren pesepakbola modern yang kerap lempar tanggung jawab.

Antony menegaskan bahwa adaptasi di Premier League bukan hal mudah, terutama bagi pemain muda yang datang dari liga yang jauh berbeda secara tempo dan tekanan. Ia mengakui performanya belum konsisten, namun berkomitmen penuh untuk terus bekerja keras membuktikan diri. Di balik kegagalannya sejauh ini, ada sikap rendah hati yang cukup langka di dunia sepak bola yang penuh ego dan drama. assistirflixserieshd.com

Bayang-bayang Harga Fantastis

Tak bisa di mungkiri, label harga Antony menjadi beban berat yang menghantui setiap langkahnya. Dengan biaya transfer yang konon mencapai lebih dari £80 juta, ekspektasi publik langsung melonjak. Mereka ingin melihat keajaiban, aksi menawan, dan tentu saja—kontribusi nyata. Sayangnya, Antony belum bisa menjawab harapan itu. Bahkan, beberapa fans mulai menganggapnya sebagai pembelian gagal.

Tapi apakah semua salah Antony? Banyak analis menilai bahwa MU sendiri terlalu terburu-buru. Membeli pemain berdasarkan slot bonus pelatih dan pemain di masa lalu adalah perjudian besar. Premier League bukan Eredivisie. Apa yang bekerja di Ajax, belum tentu relevan di Inggris. Ten Hag mungkin terlalu percaya pada formula lamanya, dan kini keduanya sedang membayar harga dari kepercayaan itu.

Sorotan Tajam Media dan Tekanan Mental

Antony juga harus menghadapi tekanan luar biasa dari media Inggris yang di kenal tajam dan tak kenal ampun. Setiap gerakannya di periksa, setiap kekurangannya di besar-besarkan. Tak hanya itu, ia juga menjadi sasaran empuk di media sosial—tempat di mana kegagalan kecil bisa menjadi bencana besar. Banyak pemain muda tumbang di bawah tekanan seperti ini, tapi Antony tampaknya mencoba bertahan.

Alih-alih membalas dengan pernyataan kontroversial, ia memilih diam dan fokus latihan. Dalam beberapa kesempatan, ia bahkan terlihat datang lebih awal ke sesi latihan dan pulang belakangan. Sebuah sinyal bahwa meski performa di lapangan belum memuaskan, setidaknya semangat juangnya masih hidup.

Dukungan Ten Hag yang Kian Menipis

Meski Antony tidak menyalahkan Ten Hag, publik justru mulai melirik pelatih asal Belanda itu dengan tatapan sinis. Keputusan memboyong Antony dengan harga tinggi, tanpa pembuktian di lapangan, di anggap sebagai salah satu kesalahan fatal dalam era kepelatihannya. Bahkan dukungan terhadap Ten Hag pun mulai goyah, terutama karena performa MU secara keseluruhan juga mengecewakan.

Namun, di balik semua kekacauan ini, ada satu hal yang tak bisa di abaikan: loyalitas Antony. Ia mungkin gagal bersinar, tapi ia belum menyerah. Ia bisa saja menyalahkan pelatih, klub, atau rekan setim—tapi ia tidak melakukannya. Dan di dunia sepak bola yang penuh dengan drama instan, mungkin itulah alasan mengapa cerita Antony di MU belum benar-benar usai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *